Pengikut

Piala Dunia Afsel 2010; Nonton TV Tetangga Bayar Rp 3.000

Berbagai cara terus dilakukan oleh warga perdesaan di Lampung untuk bisa menikmati siaran langsung pertandingan Piala Dunia di Afrika Selatan 2010. Salah satunya dengan menonton di rumah tetangga meski harus membayar Rp 3.000 per orang. Salah seorang warga Desa Kampung Baru, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Tony (35), mengatakan, di Kampung Baru, Rabu (23/6/2010), pihaknya harus pergi ke rumah tetangga dengan jarak yang cukup jauh untuk bisa menonton laga sepak bola bergengsi ini di televisi. Bapak dari satu anak yang gemar bola di desa yang berjarak sekitar 60 km sebelah barat laut Kota Bandar Lampung itu menjelaskan, banyak cara yang ditempuh warga untuk menyaksikan pertandingan Piala Dunia yang segera memasuki pertandingan babak 16 besar. Setelah sebelumnya banyak warga yang mencoba menggeser posisi antena parabola, membeli, dan meninggikan posisi antena UHF, atau pergi ke kota, ada juga warga yang membeli peralatan baru yang cukup mahal. Tony menjelaskan pula, di Desa Maja, Kecamatan Punduh Pedada, misalnya, ada warga yang membeli peralatan antena tambahan seharga lebih dari Rp 2 juta per set agar pesawat televisinya bisa menangkap siaran langsung pertandingan sepak bola pada dua stasiun televisi nasional.

Guna menutup biaya yang dikeluarkan, sementara pesta Piala Dunia hanya berlangsung satu bulan, sejak 11 Juni 2010, pemilik rumah itu memberi tarif sebesar kepada orang, termasuk tetangganya, yang ikut menonton. "Di sini ada warga yang membeli alat, dan tetangga yang nonton dikenai bantuan Rp 3.000 per orang. Agar penonton lebih banyak, TV-nya ditaruh di luar rumah, dan setiap malam yang nonton selalu banyak, walaupun harus membayar," katanya. Namun, ada pula warga Desa Kampung Baru yang juga membeli alat antena TV tambahan dengan cara iuran bersama, dan bagi tetangga yang ikut menonton tetap digratiskan. "Untuk beli alat, ada yang sokongan. Ada yang Rp 50.000, Rp 100.000 per orang, dan seterusnya agar bisa nonton sama-sama," katanya lagi. Hingga menjelang babak 16 besar Piala Dunia Afrika Selatan 2010 itu, banyak warga desa yang masih terus "berburu" sinyal televisi agar bisa menyaksikan rangkaian siaran langsung pertandingan sepak bola dunia empat tahunan itu. Selain di Kabupaten Pesawaran, banyak warga di Kabupaten Tanggamus, dan Lampung Tengah, dan daerah lainnya di Lampung yang pergi ke kota atau daerah-daerah lain yang televisinya bisa menangkap siaran langsung pertandingan sepak bola Piala Dunia tersebut.

Sumber: Kompas

Sony Dwi Kuncoro Raih Gelar Singapura Terbuka

Sony Dwi Kuncoro berhasil merebut gelar tunggal putra Singapura Terbuka. Ini gelar kali pertama Sony di Super Series Negeri Singa itu. Sony mengalahkan pemain Thailand, Boonsak Ponsana 21-16 dan 21-16 di Stadion Indoor Singapura, Minggu 20 Juni 2010. Tunggal kedua Indonesia ini memastikan jadi kampiun dalam waktu 45 menit. Setelah mengalahkan unggulan pertama asal Malaysia, Lee Chong Wei di perempat final dan pemain India, Kashyap Parupalli di semifinal, Sony berhasil mempertahankan permainan terbaik di final. Di set pertama, pemain kelahiran Surabaya ini berhasil mendikte permainan Boonsak dengan selalu unggul dalam perolehan pemain. Sony menyudahi permainan Boonsak 21-16 di set pertama. Boonsak yang diunggulkan di tempat keempat pada turnamen ini, berhasil bangkit dengan sempat unggul 7-5. Namun, Sony kembali bangkit dan berbalik unggul 8-7. Kejar-mengejar angka terus terjadi. Sempat unggul hingga 13-11, Boonsak kembali menyamakan kedudukan menjadi 13-13. Sony kemudian tancap gas dengan unggul jauh 18-14. Dan pemain 25 tahun ini akhirnya menyudahi perlawanan Boonsak juga dengan 21-16 di set kedua. Ini kali pertama Sony meraih gelar juara Singapura Terbuka. Juga yang pertama bagi Indonesia sejak pasangan ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir merebut gelar pada 2008. Pada pertandingan lainnya, tunggal putri India, Saina Nehwal berhasil menjadi yang terbaik. Nehwal yang notabene juara bertahan Indonesia Terbuka, berhasil mengalahkan pemain Taiwan, Tzu Ying Tai. Di kategori ganda putra, pasangan Fang Chieh Min/Lee Sheng Mu berhasil menyelamatkan muka Taiwan dengan merebut satu-satunya gelar pada turnamen. Mereka mengalahkan pasangan Amerika Serikat dan Indonesia, Howard Bach/Tony Gunawan 21-14 dan 21-15 hanya dalam 29 menit. Indonesia berpeluang menambah gelar karena pada pertandingan terakhir ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir akan menghadapi pasangan Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl. (one)

Sumber: vivanews.com

SPESIAL: Sepuluh Pemain 'Tua' Yang Bakal Bersinar Di Piala Dunia 2010

Tak ada rumus baku yang menjamin usia bisa menjadi penghalang untuk berprestasi. Di Piala Dunia edisi kali ini, para 'pemain tua' itu ternyata ingin membuktikan; usia bukanlah penghalang! Berikut ini adalah sepuluh pemain tua versi GOAL.com Indonesia yang masih memiliki kesempatan untuk menyinari sekitarnya. Untuk kategorisasi pemain tua ini dibatasi pada pemain yang berusia 34 tahun atau yang terlahir minimal pada tahun 1976.

· Juan Veron (Argentina)

Gelandang berusia 35 tahun milik Estudiantes La Plata ini telah memberi bukti kalau usia bukanlah halangan untuk bisa bersaing dengan para juniornya. Bukti itu ia perlihatkan setelah dua tahun berturut-turut, 2008 dan 2009, berhasil menyabet predikat sebagai Pemain Terbaik Amerika Selatan. Tahun lalu dia juga memiliki peran besar ketika membawa klubnya meraih mahkota Copa Libertadores. Di Piala Dunia kali ini, pelatih Diego Maradona masih memberikan kepercayaan besar kepadanya. Sementara bagi Veron, kesempatan berlaga di Afrika Selatan ini menjadi medium penting juga untuk menjawab kritik fans Argentina. Saat itu, fans marah karena Argentina yang dijadikan favorit pada Piala Dunia 2002 tersisih dari putaran pertama. Akankah Veron bersinar? Tunggu saja aksinya nanti.

· Giovanni van Bronckhorst (Belanda)

Dalam wawancaranya kepada laman resmi FIFA, Giovanni van Bronckhorst pernah berucap,"Piala Dunia kali ini adalah impian terbesar saya." Ada optimisme yang menggunung di dada pemain bertahan senior tim nasional Belanda ini. Bukan sekedar ambisi, tapi hanya trophy Piala Dunia saja yang hingga kini belum pernah diangkatnya. Padahal di level profesional, hampir semua klub yang pernah dibelanya, Bronckhorst selalu bisa menyabet gelar. Dengan ambisi besar dan ban kapten timnas yang berada di lengan, rasanya pemain kelahiran 5 Februari 1975 ini bisa menjadi panutan sekaligus memperlihatkan kualitas terbaiknya.

· Hans Joerg Butt (Jerman)

Pada 28 Mei lalu, usia Hans Joerg Butt ini baru saja genap 36 tahun. Walau usia terus menggerus, tapi jangan pernah ragukan kemampuannya ketika berada di bawah mistar. Walau di Afrika Selatan nanti, pelatih Jerman Joachim Loew hanya menempatkannya sebagai kiper ketiga, tapi bukan berarti ia akan kehilangan pamornya. Sepanjang musim kemarin, penampilannya tidak terlalu buruk bersama Bayern Munich. Berdasarkan grafik penilaian yang diberikan Castrol Index, grafiknya terbilang terbilang cukup stabil. Bahkan pada Oktober tahun lalu tercatat sebagai fase terbaiknya selama tampil di berbagai kompetisi.

· Denis Caniza (Paraguay)

Bek Paraguay ini bernama Denis Caniza. Ia menjadi salah satu pemain uzur yang kini tampil di Afrika Selatan. Pemain yang sudah 98 kali tampil di level internasional ini merupakan pemain kelahiran 29 Agustus 1974. Di lini belakang timnya, ia memang akan bersaing dengan beberapa pemain yang lebih muda seperti Dario Veron, Paulo Da Silva maupun Antolin Alcaraz. Tapi, pelatih Gerardo Martino tampaknya masih memiliki kepercayaan besar kepada pemain ini.

· Fabio Cannavaro (Italia)

Siapa yang tak kenal ketangguhnya dalam mengawal lini pertahanan? Meski penampilannya sempat naik-turun di sepanjang musim 2009/2010 bersama Juventus, namun nama Fabio Cannavaro ini masih tetap menjadi salah satu pilihan yang tak ingin diabaikan oleh pelatih tim nasional Italia Marcello Lippi. Di Afrika Selatan nanti, Cannavaro telah berusia lebih dari 36 tahun. Ban kapten juga masih akan melingkar di lengannya. Kehadirannya di Piala Dunia edisi kali ini diyakini tak hanya bisa memberi kesempatannya memperlihatkan kemampuan terbaiknya sebagai seorang pemain. Tapi ketenangan dan kedewasaan pemain ini diharapkan juga bisa menjadi inspirator bagi rekan-rekannya dalam menjawab segala kritikan publik di negaranya.

· Guillermo Franco (Meksiko)

Guillermo Franco merupakan salah satu pemain paling senior yang ada di tubuh tim nasional Meksiko. Penyerang kelahiran 3 November 1976 ini adalah veteran dari Piala Dunia edisi sebelumnya di Jerman. Umur bukanlah kendala bagi pemain milik West Ham United ini untuk bersaing dengan rekan-rekan setimnya. Bekal dari kompetisi Liga Primer Inggris yang ketat akan menjadi jaminan baginya untuk tetap bisa bersaing di level tertinggi di Piala Dunia kali ini.

· Gilberto Melo (Brasil)

Hingga kini Gilberto Melo masih menjadi pilihan bagi pelatih tim nasional Brasil Dunga dalam mengawal lini pertahanan Selecao. Usianya kini telah bergerak melewati 34 tahun. Tapi urusan stamina, jangan pernah ragukan kemampuannya dalam menutup setiap pergerakan para penyerang lawan. Hingga kini, bek yang memiliki tinggi badan 180 cm ini sudah 33 kali tampil dan diharapkan bisa tampil lebih baik lagi di Afrika Selatan kelak.

· Gilberto Silva (Brasil)

Gilberto Silva adalah pemain lainnya dari skuad Brasil di Piala Dunia kali ini yang akan segera genap berusia 34 tahun. Pemain yang mempunyai spesialisasi sebagai gelandang bertahan ini sekarang merumput bersama klub elite di Yunani, Panathinaikos. Di sepanjang laga kualifikasi Piala Dunia kemarin, pelatih Dunga memberikan kepercayaan kepada pemain ini untuk tampil secara reguler. Penampilannya yang solid juga sudah diperlihatkannya ketika mengantarkan Selecao meraih banyak gelar. Termasuk yang terakhir ketika tampil di pentas Piala Konfederasi di Afrika Selatan tahun lalu.

· Mark Schwarzer (Australia)

Sepanjang musim kompetisi 2009/10, Mark Schwarzer tercatat sebagai tumpuan utama Fulham di bawah mistar dalam melakonipersaingan di kompetisi Liga Primer Inggris. Kiper tim nasional Australia ini memberi bukti kuat, umur bukan alasan untuk menjadi kendur dalam penampilan. Pemain kelahiran 6 Oktober 1972 ini tercatat juga sebagai salah satu pemain tertua yang tampil di Afrika Selatan. Tapi untuk urusan menjadi palang pintu terakhir, jangan pernah ragukan kemampuannya. Meski data pemeringkatan pemain yang diberikan Castrol Index terlihat grafik Schwarzer terus melorot hingga di akhir musim, namun rasanya cerita bakal berbeda ketika tampil di Piala Dunia. Bekal pengalaman 70 kali tampil, rasanya cukup untuk melihat kemampuan pemain ini untuk tetap bersinar di usia yang tak lagi muda.

· Martin Palermo (Argentina)

Martin Palermo adalah striker tua yang masih energik dimiliki Argentina. Pemain yang 7 November mendatang genap berusia 37 tahun ini merupakan salah satu pemain pilar buat klub Boca Juniors. Sejauh ini, produktifitasnya dalam mencetal gol seperti tak pernah tumpul. Dari seluruh kompetisi yang telah dilakoninya, pemain ini tercatat sudah mengoleksi 218 gol. Ia tampaknya akan tetap menjadi ancaman yang bakal membahayakan bagi lini pertahanan lawan. Pemain yang memiliki tinggi badan 188 cm ini juga sangat berbahaya jika duel di udara.

Anda mempunyai pilihan lain terhadap pemain-pemain tua yang akan tampil di Piala Dunia 2010? Atau menurut Anda siapa di antara daftar pemain ini yang bakal paling bersinar pamornya?

Sumber: Yahooindonesia

Nama Julukan: Dari Binatang, Warna, Sampai Petarung

PIALA Dunia 2010 akhirnya resmi dibuka di Soccer City Stadium Johannesburg, malam ini. Saat tulisan ini dibuat saya tengah menyaksikan--bukan langsung lho--dari siaran televisi bagaimana warna-warni baju para pengisi acara dan penonton yang memadati stadion tempat upacara pembukaan yang kabarnya disiarkan langsung ke 215 negara di seluruh dunia. Warna-warni ternyata juga berlaku bagi 32 tim peserta Piala Dunia. Tim-tim dari Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Utara, Asia, Eropa, serta Oceania, masing-masing punya nama julukan. Tak ada yang tahu pasti kapan nama alias ini mulai dilekatkan. Pierre Lanfranchi, profesor dari De Montfort University Inggris yang juga pakar sejarah sepak bola mengatakan nama julukan kerap digunakan tim dan pemain asal Afrika. Kebiasaan ini berkembang dan ditiru negara lain di seluruh dunia. Nama-nama yang dipilih unik dan melambangkan banyak hal. Mulai dari binatang, pejuang, warna, dan hal lain. Pokoknya unik dan menarik. Apapun alasan di balik pemilihan julukan ini, atau apapun efeknya bagi pemain dan pendukung, yang jelas Piala Dunia 2010 kian penuh warna. Bagaimana dengan julukan tim favorit Anda?

· Afrika Selatan : Bafana Bafana (The Boys) -- Banyana Banyana (The Girls) untuk tim putri

· Aljazair : Les Fennecs (The Desert Foxes), Les Verts (The Greens), Les Guerriers du Desert (The Deset Warriors)

· Amerika Serikat: Sons of Sam, The Yanks, MNT (Men's National Team)

· Argentina : La Albiceleste (White and Sky blue)

· Australia : The Socceroos

· Belanda : Oranje, The Flying Dutchmen, Clockwork Orange, Het Nederlands Elftal (The Dutch Eleven)

· Brasil : Canarinho (Little Canary), A Selecao (The Selection), Verde-Amarela (Green and Yellow), The Samba Kings, Scratch du oro (Golden Squad)

· Cile : La Roja (The Red One), El Equipo de Todos (Everybody's Team)

· Denmark : Danish Dynamite, Olsen-Banden (The Olsen Gang), Olsens Elleve (Olsen's Eleven) mengacu pada nama pelatih Morten Olsen

· Ghana : The Black Stars

· Honduras : Los Catrachos, La Bicolor (diambil dari warna bendera Honduras)

· Inggris : The Three Lions

· Italia : Gli Azzurri (The Blues), La Nazionale (The National)

· Jepang : The Samurai Blue, Nippon Daihyo

· Jerman : Die Mannschaft (The Team), Die DFB-Elf (The DFB-Eleven)

· Kamerun : Les Lions Indomptables (The Indomitable Lions)

· Korea Selatan : Taeguk Warriors -- konsep ying dan yang dan ajaran Tao, meski kadang pendukung kerap menyebut tim dengan Tigers of Asia dan Red Devils

· Korea Utara -- Choillima (kuda terbang dalam mitos Asia)

· Meksiko : El Tri (The Three-colored), El Gigante De CONCACAF (The Giant of CONCACAF)

· Nigeria : Super Eagles

· Pantai Gading : Les Éléphants (The Elephants)

· Paraguay : Guaraníes (suku Indian asli Paraguay), La Albirroja (White and Red)

· Portugal : Seleccao das Quinas (Selection of the Shields), Os Navegadores (The Navigators)

· Prancis : Les Bleus (The Blues), L'Équipe Tricolore (The Tri-color Team)

· Selandia Baru : All Whites, The Kiwis

· Serbia : Beli Orlovi (White Eagles)

· Slovakia : Bojovni Jondovci (The Fighting Jondas), Repre

· Slovenia : Zmajceki (Dragons)

· Spanyol : La Furia (The Fury), La Furia Española (The Spanish Fury), La Furia Roja (The Red Fury)

· Swiss : Schweizer Nati (The Switzlerland National)

· Uruguay : Charrúas (suku Indian asli Uruguay, La Celeste Olímpica (The Olympic Sky Blue), La Celeste (The Sky Blue)

· Yunani : To Piratiko (The Pirate Ship), Ethniki (The Team)

Sumber: Yahooindonesia

Tim Sepak Bola Jerman Pakai Teknologi Telepresence

Untuk melakukan koordinasi jarak jauh, tim sepak bola Jerman memanfaatkan teknologi Cisco TelePresence. Dengan teknologi ini, para petinggi di Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) yang ada di Jerman bisa melakukan rapat tatap muka setiap saat dengan timnya yang ada di Afrika Selatan selama Piala Dunia 2010. Dua perusahaan tekonologi tersebut menyediakan Cisco TelePresence di markas tim sepak bola nasional Jerman di Afrika Selatan. Dengan teknologi tersebut, mereka terhubung ke TelePresence di Jerman. Ruang konferensi Cisco TelePresence di Afrika Selatan berada tepat di sebelah markas tim Jerman yang terletak di Velmore Grand Hotel, dekat dengan Pretoria. Di Jerman, TelePresence tersedia di berbagai lokasi, seperti di markas DFB di Frankfruit, serta di Berlin, Hamburg, Munich, Stuttgart, Dusseldorf, dan Bonn. Layanan kolaborasi video antara Afrika Selatan dan Jerman ini dilakukan oleh Deutsche Telekom dan Cisco. Untuk mengirimkan data video dan audio kualitas tinggi, mereka menggunakan jaringan kabel serat optik di bawah laut yang terbentang sepanjang 8.000 kilometer. Sebelumnya, Deutsche Telekom dan Cisco telah menyediakan sistem dan layanan TelePresence untuk DFB selama tiga tahun. Selain untuk komunikasi internal federasi, DFB juga menggunakan sistem pertemuan virtual komunikasi dua arah dengan para mitra yang turut bekerja sama.

Sumber: Kompas

Pesta Bola Afrika Segera Dimulai; Mandela Dipastikan Hadir pada Pembukaan

Pesta sepak bola terakbar yang digelar pada Jumat (11/6) ini ditandai laga pertama Afrika Selatan versus Meksiko di Stadion Soccer City, Johannesburg. Meski isu seputar keamanan dan transportasi mencuat, panitia menegaskan, Piala Dunia siap dimulai sesuai rencana. Dari pemantauan di lapangan, Kamis, kesiapan Afrika Selatan (Afsel) menggelar upacara dan laga pembuka tidak diragukan. Kesibukan panitia terlihat meningkat di Kompleks Stadion Soccer City, terutama terkait dengan upacara pembukaan yang bakal dihadiri sejumlah tamu penting. Pengamanan juga mulai diperketat, tidak seperti hari-hari sebelumnya. Sejumlah tamu penting dipastikan hadir pada upacara pembukaan itu, seperti Sekjen PBB Ban Ki-moon, Presiden Afsel Jacob Zuma, Presiden Meksiko Felipe Calderon, Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Pangeran Albert dari Monako, mantan Presiden Afsel FW de Klerk, tokoh peraih Nobel Perdamaian Uskup Desmond Tutu, dan sejumlah pemimpin negara Afrika. Peraih Nobel Perdamaian dan tokoh utama anti-apartheid, Nelson Mandela (91), juga dipastikan hadir pada upacara pembukaan. Namun, kantor berita Reuters melaporkan, belum ada kepastian apakah Mandela akan hadir selama lima menit atau menonton laga pembuka itu sampai selesai. Sebelumnya, Direktur Komunikasi Panitia Lokal Rich Mkhondo menyatakan, Presiden Afrika Selatan, FIFA, dan panitia telah menyampaikan undangan kepada Mandela. ”Namun, keputusan baru diambil Jumat pagi ini,” kata Mkhondo dalam briefing media yang dihadiri oleh wartawan Kompas Mh Samsul Hadi di Johannesburg, Kamis.

Mandela adalah tokoh penting dan menjadi salah satu alasan Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menunjuk Afsel sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010. ”Jika Mandela tidak bisa hadir, kami bisa memahami. Jika Mandela datang, kami tentu semua bersukacita,” ujar Mkhondo. Upacara pembukaan dijadwalkan berlangsung 30 menit dan dimeriahkan oleh 1.581 artis, penari, musisi, dan aktor panggung lainnya. Mengambil tema ”Welcoming The World Home”, acara itu diramaikan penampilan peraih penghargaan Grammy Award, R Kelly, yang melantunkan lagu ”Sign of a Victory”. Kamis kemarin, sejak pagi di dalam stadion sejumlah pekerja mengecat garis lapangan yang amat vital bagi kelancaran laga pembuka. Rumput lapangan juga telah dipotong rapi dan sempat dicoba ofisial agar sesuai standar FIFA. Untuk mencegah dari kerusakan, panitia memasang tanda ”larangan menginjak rumput” di tepi lapangan. Sedemikian pentingnya kualitas rumput bagi jalannya laga, lapangan itu ditutup karpet luas saat para penari yang bakal memeriahkan upacara pembukaan menggelar geladi bersih, Rabu lalu. Tak hanya di tengah lapangan, rumput di luar papan iklan pun dilapisi lempengan logam tipis agar tidak rusak diinjak para kru televisi dan fotografer yang bakal bekerja dari sisi lapangan. Di sejumlah titik, para anggota kru televisi juga menyiapkan peralatan kamera untuk siaran langsung. Menurut panitia, upacara pembukaan itu bakal disiarkan langsung dan disaksikan ratusan juta pasang mata di 215 negara. Begitu juga lampu stadion, yang terus dinyalakan hingga malam dalam beberapa hari terakhir. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, aparat keamanan mulai memperketat penjagaan di sekitar Stadion Soccer City.

Isu keamanan

Perhelatan Piala Dunia 2010, yang untuk pertama kali digelar di Benua Afrika, terus diwarnai isu seputar keamanan. Sejumlah wartawan menjadi korban perampokan, dua hari terakhir. Rabu lalu, wartawan Portugal dan Spanyol dirampok di hotel. Wartawan Korea Selatan juga dirampok di Durban. Menurut data panitia, Piala Dunia 2010 diliput sekitar 15.000 wartawan dari 3.000 media di seluruh dunia, 11.000 wartawan di antaranya telah hadir di Afsel. Namun, kehadiran mereka plus ratusan ribu suporter dan wisatawan dari luar selama ajang ini berlangsung tak diimbangi penataan transportasi. ”Tidak perlu diragukan, upacara pembukaan bakal menjadi perayaan kegembiraan, kehidupan, dan energi Afrika yang sesungguhnya,” kata Danny Jordaan, Direktur Eksekutif Panitia Lokal Piala Dunia 2010. Afsel tentu berbeda dengan negara penyelenggara hajatan besar lain yang memulai debut, semisal Jepang, China, dan Korea Selatan. Tiga negara itu menggelar olimpiade dengan persiapan matang. Konstruksi yang menarik perhatian dan teknologi supercanggih yang menunjukkan mereka sebagai pendatang baru kekuatan global. Ernest Aryeetey, Direktur Afrika Growth Initiative yang bermarkas di Amerika Serikat, mengatakan, Afsel tak memiliki dasar ekonomi sekuat Jepang, Korsel, dan China ketika menghelat olimpiade. Infrastruktur memang berkembang cepat, tetapi ekonomi belum siap untuk membikin lompatan yang sama,” katanya.

Presiden Afsel Jacob Zuma berkata, ajang ini satu-satunya kesempatan terbesar Afsel untuk menunjukkan keberagaman dan potensi negara kepada dunia. Pemerintah telah membelanjakan sekitar 5,2 miliar dollar AS untuk penyelenggaraan Piala Dunia. Untuk stadion dan infrastruktur pendukung, misalnya, dana yang dikeluarkan 1,2 miliar dollar AS, transportasi 1,5 miliar dollar AS, dan keamanan 169 juta dollar AS. Kucuran dana akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 0,5 persen tahun ini. Namun, perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini semestinya antara 2,3 dan 3 persen. Ini pun masih di bawah pertumbuhan ekonomi di Jepang yang menyelenggarakan Olimpiade 1964 atau China saat menggelar Olimpiade 2008. Menurut analis politik independen Nic Borain, kemampuan pemerintah mengentaskan warga dari kemiskinan, pengangguran, serta kriminalitas belum sesuai harapan. Padahal, apartheid sudah 16 tahun berlalu. ”Konsep dari Mandela dan Mbeki adalah menggunakan ajang ini sebagai platform bagi Afsel untuk mengambil tempat sebagai kekuatan besar rakyat Afsel,” katanya.(REUTERS/IVV)

Sumber: Kompas


Lippi: Italia Tak Terlalu Tua untuk Juara

Pelatih Italia, Marcello Lippi, mengecam para pengkritik yang menyatakan tim asuhannya terlalu tua untuk memenangkan Piala Dunia. Lippi sangat tidak senang dengan skeptisisme yang ditunjukkan berbagai kalangan, bahkan publik Italia sendiri terhadap Gli Azzuri. Ia meminta agar skuat Italia diberi kesempatan untuk membuktikan diri. “Ya, betul bahwa kami mempunyai pemain-pemain tua. Tapi, bertambahnya umur selalu diikuti oleh kharisma dan pengalaman bermain di pertandingan-pertandingan besar. Saya rasa, Italia memiliki campuran pemain tua dan muda yang tepat,” ujar Lippi seperti dikutip dari The Guardian. “Kami mempunyai 9 pemain yang berlaga pada Piala Dunia 2006. Itu masih kurang dari 50 persen total jumlah pemain. Lagipula, saya tidak pernah melihat tim mana pun yang memenangkan Piala Dunia dengan total 23 pemain baru,” tandas Lippi. Lippi memang mempertahankan Fabio Cannavaro yang telah berusia 36 tahun, dan Gianluca Zambrotta serta Mauro Camoranesi yang berusia 32 tahun. Namun, ia juga membawa tiga orang defender yang masih berusia 23 tahun, yaitu Salvatore Bocchetti, Leonardo Bonucci dan Domenico Criscito. Secara keseluruhan, umur rata-rata skuat Italia adalah 28 tahun. “Kapan pun Piala Dunia datang, semua orang memang berbicara sesuka hati. Tapi kali ini, kami tidak akan membiarkan mereka meremehkan kami,” tukas Lippi. Ia juga menjawab keraguan publik atas Azzuri karena cedera yang menimpa Andrea Pirlo, gelandang tengah Italia yang paling berbakat. “Faktanya, Piala Dunia tidak dimenangkan oleh seorang pemain. Kini tidak ada lagi superstar di Italia,” tegas Lippi. Ia menambahkan, skuat Italia tetap memiliki Paolo Rossi baru. Rossi adalah striker Italia yang mencetak enam gol di tiga pertandingan terakhir Piala Dunia 1982 dan menyambar predikat Top Skorer. Rossi baru yang dimaksud Lippi ialah Giampaolo Pazzini yang mencetak 19 gol untuk Sampdoria musim ini. Pazzini memang sering dibandingkan dengan Rossi. (one)

Sumber: vivanews.com

Sponsor Piala Dunia Dinilai Tak Sehat

Sebuah turnamen olahraga seharusnya menjadi ajang untuk mempromosikan gaya hidup sehat. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Tengok saja ajang Piala Dunia yang sering kali menerima sponsor produk-produk tidak sehat. Kritik tersebut dicetuskan oleh Yayasan Kanker Dunia yang menyayangkan mengapa feredasi sepak bola dunia FIFA menerima sponsor produk, seperti Coca-Cola, McDonald's, dan Budweiser, yang bisa memberikan dampak buruk pada pola makan. Ketiga perusahaan tersebut tercatat sebagai sponsor utama turnamen Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan yang akan dimulai beberapa minggu lagi. Para ahli kanker mengkhawatirkan dampak dari iklan-iklan produk tersebut yang akan terpampang di penjuru stadion. "Acara itu akan ditonton oleh jutaan orang di 200 negara, tentu saja pengaruhnya akan besar, terutama pada anak-anak. Ini akan berpengaruh pada kampanye melawan obesitas," kata Teresa Nightingale, General Manager The World Cancer Research Fund. "Sepak bola bisa menjadi aktivitas fisik yang bisa dilakukan siapa saja termasuk anak-anak dan diakui membuat tubuh sehat. Namun sayang, ajang ini memilih sponsor dan partner yang salah," sesalnya. Pantas jika ia merasa kecewa karena yayasan tersebut kini tengah gencar mengampanyekan pentingnya pola makan sehat untuk melawan obesitas. Obesitas sendiri merupakan salah satu faktor risiko berbagai penyakit, termasuk kanker.

Sumber: Kompas

Messi & Veron Tertangkap Satu Kamar di Afsel

Diego Maradona punya keyakinan jika kunci keberhasilan timnas Argentina di Piala Dunia 2010 akan ditentukan oleh kekompakan Lionel Messi dan Juan Sebastian Veron. Guna memadukan dua pemain beda generasi ini, maka Maradona juga 'memaksa' keduanya untuk tinggal satu kamar di Pretoria, Afrika Selatan. Tentu dengan harapan jalinan emosional antara keduanya juga dapat dipupuk di luar lapangan. Messi memang butuh sosok Veron. La Pulga sempat merasa terpinggirkan saat berada di timnas Argentina. Pada Piala Dunia 2006 di Jerman, status pemain termuda membuat Messi tak punya teman di timnas. Praktis hanya kiper Oscar Ustari yang menjadi teman Messi karena sama-sama pernah memperkuat timnas U-20. Satu tahun kemudian tepatnya di Copa America yang digelar di Venezuela, datanglah Veron menjadi pelindung Messi. Veron pula yang membuat Messi mulai tak dikucilkan dan membaur dengan skuat tim Tango lainnya. Saat itu pula Messiah mulai merasa timnas Argentina sebagai rumahnya. La Brujita pula yang selama ini menjadi tameng Messi dan pemain muda Argentina saat mendapat serangan beruntun dari media jika penampilan mereka dianggap kurang memuaskan. "Itu keputusan mereka, saya tidak memaksakan itu," ujar Maradona saat dikonfirmasi mengenai rekanan sekamar antara Messi dan Veron seperti dilansir Daily Mail. Yang jelas, Maradona tentu menjadi orang yang paling bahagia jika melihat kekompakan Messi dan Veron. Bukan rahasia lagi jika Maradona memasukkan nama Veron untuk menjadi pelayan Messi. "Veron adalah Xavi (Hernandez, pemain Barcelona) saya. Saya ingin dia mengatur tim dan menjadi representatif saya di lapangan dan banyak berbicara dengan Messi," ujar Maradona beberapa waktu lalu. Veron diharapkan juga mampu menjadi penasihat bagi darah muda Argentina lainnya macam Angel Di Maria dan Gonzalo Higuain. (one)

Sumber: Vivanews.com

GRUP E; Sinar Terang "Oranye"

Memiliki begitu banyak bakat, tetapi begitu sering Belanda tampil di bawah kinerja terbaik. Selalu menjadi favorit pada setiap turnamen besar, tetapi negara penemu ”total football” ini lebih sering gagal daripada bertahan hingga hari terakhir. Pada 1974 Belanda membiarkan kemenangan di depan mata melayang ke Jerman Barat setelah unggul 1-0 saat laga baru berjalan dua menit. Sebelum gol penalti Johan Neeskens, tak seorang pun pemain Jerman yang menyentuh bola. Pada 1978 tendangan Rob Rensenbrink menerpa gawang pada menit terakhir pada final melawan Argentina saat kedudukan 1-1. Apes. Tim ”Oranye” yang tergabung di Grup E bersama Denmark, Jepang, dan Kamerun kembali menjadi favorit untuk lolos ke babak kedua, bahkan ke babak-babak berikutnya di Afrika Selatan. Grup ini sangat berwarna, mulai dari tim yang berorientasi menyerang hingga yang mengandalkan pertahanan. Dengan Belanda menjadi favorit, ketiga tim yang lain harus bertarung memperebutkan satu tiket tersisa untuk lolos. Meski Denmark dan terutama Kamerun tidak seharusnya puas dengan hanya menjadi runner-up grup, pertarungan di antara kedua tim ini di Pretoria pada 14 Juni bakal menjadi kunci.

Seandainya Denmark menahan imbang atau mengalahkan Belanda pada partai pembuka, tim ”Dinamit” bisa mendikte permainan melawan Kamerun dan hasil imbang sudah cukup bagi mereka karena tinggal menyisakan laga melawan Jepang. Namun, jika kalah, Denmark akan tertekan untuk bermain lebih terbuka yang menjadi keuntungan bagi ”Indomitable Lions”. Menurut Nate Silver—pakar statistik yang ketepatan prediksinya di olahraga dan politik menjadikannya masuk daftar 100 orang paling berpengaruh di majalah Times—Belanda berpeluang paling besar melaju dari Grup E. Tim ini punya peluang 76 persen lolos dan 49 persen menjuarai grup berdasarkan Soccer Power Index (SPI) dari ESPN. Angka itu tidak jauh dari indeks-indeks lain, seperti Castrol Index yang memberikan angka 79,8 persen bahwa Belanda bakal lolos. Tim Oranye juga dinilai memiliki kualitas serangan terbaik ketiga dunia berdasarkan SPI. Pasukan Bert van Marwijk punya penyerang yang menakutkan pada diri Robin van Persie, Wesley Sneijder, dan Arjen Robben, tetapi rawan di lini belakang. Van Marwijk sepertinya bakal memakai filosofi ”menyerang adalah pertahanan terbaik” untuk menutupi kelemahan itu. Meski menjadi unggulan, Van Marwijk tidak mau terlalu percaya diri. ”Ini adalah grup yang berbahaya dan kami tidak seharusnya meremehkan lawan,” katanya dikutip The Telegraph. ”Denmark lawan kuat. Kami pernah mengalahkan Jepang 3-0 dalam uji coba, tetapi itu tidak mudah. Saya juga berpendapat Kamerun adalah satu dari tiga tim terbaik Afrika.”

Faktor Eto’o

Tim yang dijagokan menemani Belanda lolos adalah Kamerun dengan 52 persen berdasarkan SPI. Sementara peluang mereka untuk menjadi juara grup hanya 22 persen. Tim ”Singa” memiliki seorang superstar pada diri Samuel Eto’o yang sangat esensial bagi tim ini. Rekor pertandingan Kamerun sangat luar biasa saat Eto’o mencetak gol, yakni tujuh kali menang dari tujuh laga, tetapi terlihat buruk saat Eto’o tidak mencetak gol. Pertahanan menjadi kelemahan utama tim ini. ”Denmark dan Jepang tidak sekuat Belanda, tetapi mereka memiliki potensi dan kekuatan. Dengan dua tim dari Eropa di grup, kami memiliki lawan yang sulit,” kata Pelatih Kamerun Paul Le Guen. ”Keuntungan kami saat ini adalah kami mempersiapkan diri dengan baik. Saya yakin kami bisa berada di peringkat kedua grup.” Masih perkiraan Silver, Denmark hanya akan menempati peringkat ketiga. Tim ini memiliki peluang 46 persen untuk lolos dengan 19 persen kesempatan menjuarai grup. Denmark yang gagal lolos ke Jerman 2006 dan Piala Eropa 2008, tampil memikat di kualifikasi, mengungguli Portugal yang punya Cristiano Ronaldo. Denmark mengandalkan striker Nicklas Bendtner dengan Daniel Agger dan Simon Kjaer di jantung pertahanan. Pelatih Denmark Morten Olsen berharap semua pemainnya bakal fit. ”Kami banyak menderita karena cedera,” katanya. ”Saya harap, saat Piala Dunia dimulai semua orang fit untuk beraksi. Belanda menjadi favorit, tetapi Jepang dan Kamerun bukan lawan mudah.” Jepang diperkirakan hanya menjadi penggembira meski tidak menutup peluang membuat kejutan. Jepang punya peluang lolos 26 persen dan hanya 9 persen untuk memuncaki grup. Partai pembuka melawan Kamerun adalah kesempatan terbaik mereka. Entah karena apa, Jepang memiliki rekor luar biasa melawan tim dari Afrika, dengan hasil lima menang sekali kalah, mencetak 16 gol, dan hanya kebobolan empat gol sejak 2007. Jepang memiliki cita-cita tinggi di Afrika Selatan. ”Ini akan menjadi final Piala Dunia keempat bagi Jepang dan tujuan kami adalah satu tempat di empat besar. Kami tidak ingin mengubah tujuan kami dan bertekad melaju ke empat besar,” ujar Pelatih Jepang, Takeshi Okada.

Sumber: Kompas

Sunday Times: Ada Ancaman Keamanan Serius di Afsel

Afrika Selatan bisa menjadi korban serangan teroris saat menjadi tuan rumah Piala Dunia yang akan dibuka kurang dari dua pekan lagi, demikian diberitakan surat kabar Sunday Times yang mengutip dari berbagai laporan investigasi. Pengakuan seorang bernama Abdullah Azzam al-Qahtani (diduga pendukung Al Qaeda) yang ditangkap di Irak baru-baru ini mengatakan bahwa ia merencanakan serangan terhadap tim Belanda dan Denmark. Pengakuan ini kontan menimbulkan perdebatan tentang apakah turnamen Piala Dunia tahun ini benar-benar menghadapi ancaman terorisme. Perkataan Qahtani itu segera dibantah pemerintah Afrika Selatan. Pejabat Afrika Selatan mengatakan status Afsel sebagai anggota Gerakan Non Blok serta kurangnya dukungan masyarakat lokal terhadap kelompok-kelompok gerilyawan akan menjauhkan Afsel dari serangan terorisme. Pemerintah Afsel juga bekerjasama dengan FIFA, badan-badan keamanan asing serta Interpol untuk membantu memperkuat pandangan bahwa tidak ada ancaman terhadap penyelenggaraan Piala Dunia 2010. Namun, analis dan pakar keamanan percaya bahwa kemungkinan serangan terorisme tidak bisa dikesampingkan. Sebuah koran nasional di Johannesburg menuliskan Ronald Sandee, direktur Yayasan NEFA, yang menyelidiki kegiatan teroris di dunia mengatakan pada anggota Kongres AS yang tergabung dalam kaukus penanggulangan terorisme bahwa ada ancaman teror terhadap penyelenggaraan Piala Dunia 2010. Sandee memperingatkan bahwa gerilyawan asal Pakistan dan Somalia sedang melatih anggotanya di daerah sebelah utara Mozambik dan peserta pelatihan itu mungkin sedang menuju ke Afsel untuk merencanakan berbagai kemungkinan melakukan serangan. "Saya percaya 80 persen akan ada serangan. Beberapa informasi yang saya himpun mengatakan bahwa beberapa stadion di Afsel akan menjadi sasaran teror baik secara bersamaan ataupun secara acak. Juga ada kemungkinan serangan bunuh diri," katanya seperti dikutip koran nasional tersebut.

Bantahan

Sandee dalam membuat teorinya tentang kemungkinan serangan di Afsel saat Piala Dunia berlangsung mengatakan dirinya mendapat informasi dari berbagai sumber seperti siaran radio frekuensi tertutup serta percakapan telepon yang disadapnya dari Mauritania, Aljazair, Mali, Pakistan, dan Yaman. Namun, polisi menolak teori Sandee itu. "Saya tidak tahu dari mana dia mendapatkan informasi seperti itu. Kami yakinkan sekali lagi kami memiliki rencana dan strategi yang berjalan sesuai dengan rencana," kata Inspektur Polisi Senior Afsel Vish Naidoo kata. "Kami selalu mengadakan pertemuan dengan intelijen setiap hari dan tidak ada sedikitpun kesimpulan yang dibuat mendekati apa yang diberitakan oleh koran Sunday Times," katanya. Ditanya komentarnya mengenai koran Sunday Times yang mengaku mendapat informasi dari orang dalam pemerintahan Afsel yang mengatakan pihak keamanan dan intelijen Afsel telah mendata 40 nama orang-orang yang dicurigai sebagai teroris, Naidoo menolak berkomentar. Walau Afrika Selatan tidak pernah disebut sebagai salah satu sasaran terorisme dalam beberapa tahun terakhir, beberapa kelompok militan dicurigai telah bermukim di negara ini yang dianggap sebagai tempat aman untuk bersembunyi. Kritikus mengklaim tindakan korupsi yang meluas di kalangan polisi dan pejabat, termasuk penjual-belian paspor Afrika Selatan bagi orang luar telah merusak upaya pemberantasan terorisme. Sandee mengatakan pertandingan antara Amerika Serikat dan Inggris pada 12 Juni nanti bisa menjadi salah satu sasaran teror. Pertandingan yang melibatkan tim Denmark dan Belanda juga diduga akan menjadi sasaran teror karena para gerilyawan ingin membalas dendam atas beberapa penghinaan yang dilakukan terhadap Islam di masa lalu.

Sumber: Antara