Rabu, 23 Juni 2010

Piala Dunia Afsel 2010; Nonton TV Tetangga Bayar Rp 3.000

Berbagai cara terus dilakukan oleh warga perdesaan di Lampung untuk bisa menikmati siaran langsung pertandingan Piala Dunia di Afrika Selatan 2010. Salah satunya dengan menonton di rumah tetangga meski harus membayar Rp 3.000 per orang. Salah seorang warga Desa Kampung Baru, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Tony (35), mengatakan, di Kampung Baru, Rabu (23/6/2010), pihaknya harus pergi ke rumah tetangga dengan jarak yang cukup jauh untuk bisa menonton laga sepak bola bergengsi ini di televisi. Bapak dari satu anak yang gemar bola di desa yang berjarak sekitar 60 km sebelah barat laut Kota Bandar Lampung itu menjelaskan, banyak cara yang ditempuh warga untuk menyaksikan pertandingan Piala Dunia yang segera memasuki pertandingan babak 16 besar. Setelah sebelumnya banyak warga yang mencoba menggeser posisi antena parabola, membeli, dan meninggikan posisi antena UHF, atau pergi ke kota, ada juga warga yang membeli peralatan baru yang cukup mahal. Tony menjelaskan pula, di Desa Maja, Kecamatan Punduh Pedada, misalnya, ada warga yang membeli peralatan antena tambahan seharga lebih dari Rp 2 juta per set agar pesawat televisinya bisa menangkap siaran langsung pertandingan sepak bola pada dua stasiun televisi nasional.

Guna menutup biaya yang dikeluarkan, sementara pesta Piala Dunia hanya berlangsung satu bulan, sejak 11 Juni 2010, pemilik rumah itu memberi tarif sebesar kepada orang, termasuk tetangganya, yang ikut menonton. "Di sini ada warga yang membeli alat, dan tetangga yang nonton dikenai bantuan Rp 3.000 per orang. Agar penonton lebih banyak, TV-nya ditaruh di luar rumah, dan setiap malam yang nonton selalu banyak, walaupun harus membayar," katanya. Namun, ada pula warga Desa Kampung Baru yang juga membeli alat antena TV tambahan dengan cara iuran bersama, dan bagi tetangga yang ikut menonton tetap digratiskan. "Untuk beli alat, ada yang sokongan. Ada yang Rp 50.000, Rp 100.000 per orang, dan seterusnya agar bisa nonton sama-sama," katanya lagi. Hingga menjelang babak 16 besar Piala Dunia Afrika Selatan 2010 itu, banyak warga desa yang masih terus "berburu" sinyal televisi agar bisa menyaksikan rangkaian siaran langsung pertandingan sepak bola dunia empat tahunan itu. Selain di Kabupaten Pesawaran, banyak warga di Kabupaten Tanggamus, dan Lampung Tengah, dan daerah lainnya di Lampung yang pergi ke kota atau daerah-daerah lain yang televisinya bisa menangkap siaran langsung pertandingan sepak bola Piala Dunia tersebut.

Sumber: Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar