Pengikut

Inilah 55 Nominasi Pemain Terbaik Dunia

VIVAnews - Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) dan Federasi Internasional Pesepakbola Profesional (FIFPro) merilis 55 nama calon pemain terbaik. 11 orang akan masuk dalam tim pilihan yang terdiri dari empat defender, tiga gelandang, tiga striker dan satu kiper. Pemenangnya akan diumumkan pada gala dinner yang berlangsung markas FIFA di Zurich pada 10 Januari 2011. Di malam itu juga akan diumumkan siapa Pemain Terbaik Dunia 2010 untuk pria dan wanita. Dari daftar yang dirilis situs resmi FIFA, Kamis 25 November 2010, Spanyol menyumbang pemain paling banyak dengan sepuluh orang. Diikuti kemudian oleh Brasil yang memiliki sembilan wakil, Argentina (8 pemain), Inggris (6 pemain), Jerman (empat pemain), Belanda dan Italia (3 pemain), Portugal (2 pemain), dan masing-masing satu pemain dari Wales, Perancis, Bulgaria, Serbia, Rep.Ceko, Swedia, Ghana, Pantai Gading, dan Kamerun. (irv) Berikut daftar 55 pemain tersebut

· Kiper: Gianluigi Buffon, Iker Casillas, Petr Cech, Julio Cesar, Edwin van der Sar

· Defender: Daniel Alves, Gareth Bale, Michel Bastos, Ashley Cole, Patrice Evra, Rio Ferdinand, Philipp Lahm, Lucio, Maicon, Marcelo, Alessandro Nesta , Pepe , Gerard Pique, Carles Puyol, Sergio Ramos, Walter Samuel, John Terry, Thiago Silva, Nemanja Vidic, Javier Zanetti

· Gelandang: Esteban Cambiasso, Michael Essien, Cesc Fabregas, Steven Gerrard, Andres Iniesta, Ricardo Kaka, Frank Lampard, Javier Mascherano, Thomas Muller, Mesut Ozil, Andrea Pirlo, Bastian Schweinsteiger, Wesley Sneijder, Xabi Alonso, Xavi

· Striker: Dimitar Berbatov, Didier Drogba, Samuel Eto’o, Diego Forlán, Gonzalo Higuain, Zlatan Ibrahimovi, Lionel Messi, Diego Milito, Arjen Robben, Ronaldinho, Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, Carlos Tevez, Fernando Torres, David Villa

Sumber: vivanews.com, Jum'at, 26 November 2010

'Kemenangan El Clasico untuk Legenda Barca'

VIVAnews - Pelatih Barcelona, Pep Guardiola puas bisa memberi hiburan bagi fans dengan dengan kemenangan besar 5-0 atas rival bebuyutan Real Madrid di El Clasico di Camp Nou, Selasa dinihari WIB, 30 November 2010. Guardiola pun mendedikasikan kemenangan mengesankan itu untuk legenda Barca, Johan Cruyff dan Carles Rexach. Menurutnya, mereka merupakan pioner dari gaya bermain Barca seperti sekarang ini. "Saya dedikasikan kemenangan ini kepada Rexach dan Cruyff. Mereka yang mengajarkan kami bermain seperti sekarang ini. Dibutuhkan waktu 15 tahun untuk membentuk tim dan meraih kemenangan seperti ini," ujar Guardiola di Goal. "Tidak ada tim yang bisa bermain menghibur seperti kami. Apa yang kami lakukan sangat disukai fans," lanjutnya. Guardiola menegaskan kemenangan tersebut tak lebih dari menambah tiga poin Barca. Mereka juga berhasil mengambil alih posisi puncak. Namun, kemenangan itu tak menentukan titel juara. "Ini hanya pertandingan yang memberikan tiga poin. Kami harus tetap bekerja keras dan tak melupakan akar kami. Jelas, kami menikmati kemenangan ini," tutup Guardiola. Cruyff pernah menjadi pemain Barca era 1973-1978. Pria yang kini berusia 63 tahun ini juga pernah membesut Barca era 1988-1996. Pria Belanda ini menularkan gaya total football seperti di timnas Oranje, baik saat menjadi pemain maupun pelatih. Sedangkan Rexach pernah berkostum Blaugrana era 1967–1981. Seperti halnya Cruyff, pria yang kini berusia 63 ini juga menularkan gaya menyerang kala memoles El Barca dua kali: 1991 dan 2001-2002.

Sumber: vivanews.com, Selasa, 30 November 2010

Insiden Demi Insiden Saat Barca Tekuk Madrid

VIVAnews - Barcelona berhasil memenangkan duel panas kontra Real Madrid dini hari tadi. Blaugrana berhasil menang telak dengan skor 5-0 dalam duel penuh insiden itu. Kemenangan Barcelona ini sekaligus memberikan kekalahan pertama bagi Madrid. Bahkan ini menjadi kekalahan terbesar entrenador Jose Mourinho di pentas liga domestik. Tensi yang tinggi memang telah terasa sejak awal pertandingan. Duel-duel keras diperagakan kedua klub papan atas La Liga ini. Konsentrasi wasit Iturralde Gonzalez benar-benar diuji. Nah, tentu menarik untuk menyimak insiden demi insiden yang terjadi di duel El Clasico jilid pertama ini.

1. Cristiano Ronaldo Dorong Pep Guardiola, 33'

Ronaldo mendorong Guardiola setelah pelatih Barcelona ini enggan memberikan bola. Ronaldo yang frustasi setelah Madrid tertinggal langsung terpancing emosinya dan mendorong lengan Guardiola. Tindakan ini langsung direspon pemain-pemain Barca yang langsung mengerubuti Ronaldo. Bahkan Victor Valdes juga ikut nimbrung jauh meninggalkan markasnya. Hasilnya, Ronaldo dan Valdes diganjar kartu kuning.

2. Pepe Melanggar Lionel Messi, 37'

Pepe mendorong punggung Messi yang ingin merangsek ke kotak penalti Madrid. Pepe sebenarnya layak mendapat kartu merah mengingat Messi berpeluang besar mencetak gol.

3. Victor Valdes Melanggar Cristiano Ronaldo, 39'

Ronaldo berhasil mengejar bola di sisi kanan kotak penalti Victor Valdes. Namun usaha Ronaldo dihentikan Valdes. Dalam tayangan ulang, Ronaldo lebih dulu menggapai bola sebelum Valdes yang justru menyentuh kaki Ronaldo. Ronaldo tentu berharap penalti.

4. Ricardo Carvalho Melanggar Lionel Messi, 45+1'

Awalnya Messi memang terlihat melakukan diving. Namun jelas terlihat gerakan bahu dan tangan Ricardo Carvalho mengenai rahang Lionel Messi. Namun wasit tak menganggap ada pelanggaran dan Carvalho terhindar dari kartu merah setelah sebelumnya mengantongi kartu kuning.

5. Sergio Ramos Melanggar Lionel Messi & Carles Puyol, 90+3'

Ini menjadi puncak ketegangan di duel El Clasico dini hari tadi. Berawal dari pelanggaran keras Sergio Ramos kepada Lionel Messi, pemain dari dua tim langsung bersitegang. Bahkan Ramos mendorong wajah Carles Puyol yang sepertinya tak terima dengan pelanggaran rekan setimnya di timnas Spanyol itu. Gerard Pique yang juga tampak tak terima akhirnya tenang setelah Iker Casillas datang 'mengancam'. Ramos akhirnya diusir wasit.

Sumber: vivanews.com, Selasa, 30 November 2010

Krisis Keuangan, Persibo Berniat Lepas ISL

VIVAnews - Krisis keungan yang terus melilit manajemen Persibo Bojonegoro, memungkinkan klub berjuluk 'Laskar Angling Darma' ini akan hengkang dari Indonesia Super League (ISL) dan beralih ke Liga Primer Indonesia (LPI). Manajer tim Persibo Bojonegoro, Letkol (Inf) Taufik Riesnendar, Sabtu siang, menyatakan masalah minimnya pendanaan yang dimiliki manajemen Persibo akan menjadi pertimbangan utama untuk beralih ke LPI besutan Arifin Panigoro. "Kita sudah bicarakan hal tersebut, (pindah ke LPI) pada rapat pengurus manajemen. Financial merupakan pertimbangan utamanya," Ujar Taufik dihubungi VIVAnews.com, Sabtu 27 November 2010. Menurut Taufik, pendanaan di LPI diperkirakan sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan pendanaan di ISL. Sebab ketatnya persaingan yang ada di ISL, tentunya membutuhkan pemain yang kualitasnya bagus, sementara untuk membeli pemain yang kualitasnya bagus kita sangat terbentur dengan minimnya dana yang dimiliki. Selama ini, kata Pria yang juga komandan Kodim 0813 Bojonegoro ini, untuk biaya operasional tim, manajemen Persibo hanya menggunakan dana hibah dari KONI sebesar Rp 2,5 miliar. Sementara dana dari perubahan APBD sebesar Rp 2,3 miliar yang dianggarkan untuk Persibo, hingga hari ini masih belum bisa dicairkan. Saat ini, Persibo berada di posisi 15 dengan mengumpulkan 6 poin.

Sumber: vivanews.com, Sabtu, 27 November 2010

Asian Games 2010; Perahu Naga Borong Emas di Dragon Lake

VIVAnews - Indonesia berhasil meraih emas ketiga di Asian Games Guangzhou. Emas ini kembali datang dari tim Perahu Naga yang juga sebelumnya menyumbangkan dua emas pertama untuk Merah Putih. Dua emas pertama datang dari nomor 1000m dan 500m putra. Pada pertandingan nomor 250m hari Sabtu, 20 November 2010, tim Perahu Naga putra Indonesia menyentuh finish di urutan pertama dengan catatan waktu 48,681 detik. Juara kedua ditempati Myanmar dengan waktu 49,401 detik. Sedangkan medali perunggu direbut tuan rumah China dengan 49,467 detik. Sayang sukses tim putra di Zengcheng Cheng Dragon Lake tidak diikuti tim putri. Mereka kembali mendapatkan perak, kalah cepat dari China yang menjadi juara. Posisi ketiga di bagian putri direbut Thailand. Tim putri Indonesia tampaknya akan menyimpan rasa penasaran yang hebat. Selisih waktu dengan China tak sampai setengah detik. Dengan waktu 59, 458 detik, Indonesia hanya tertinggal 0,138 detik saja dari China.

Sumber: Vivanews.com, Sabtu, 20 November 2010

Kenny Dalglish

Oleh: Anton Sanjoyo

Anfield bukan lagi padang yang menakutkan bagi tim lawan. Tulisan besar ”This is Anfield” di ujung lorong menuju lapangan tidak lagi relevan sebagai kalimat provokatif, paling tidak sampai akhir pekan lalu. Hanya mengoleksi enam poin dari tujuh laga pembuka musim, Liverpool— klub paling sukses dalam sejarah Liga Inggris— melakukan start paling buruk sejak 1953. Hari Minggu lalu, kiamat kecil terjadi di stadion megah di wilayah Merseyside itu. Tampil masih limbung setelah didera persoalan intern kepemilikan klub yang tak kunjung kelar, Steven Gerrard dan kawan-kawan ditekuk klub pendatang baru, Blackpool, 1-2, setelah sempat tertinggal 0-2. Bukan hanya kalah, ”The Reds” ibarat terkubur nama besarnya sendiri. Hampir setiap pemain tampil di bawah bentuk terbaik. Formasi kacau-balau. Bek berdiri di lini tengah, striker cenderung bertahan, bahkan Gerrard lebih banyak mengomando pasukannya dari daerah pertahanannya sendiri. Liverpool benar-benar kehilangan jati diri. Berada di zona degradasi pastilah bukan wilayah yang familier, terutama bagi Liverpludian, pendukungnya yang fanatik. Apalagi, pekan depan, Premiership jeda sejenak oleh rangkaian laga kualifikasi Piala Eropa, dan itu membuat para Liverpludian pastilah tambah sesak napas saat menengok klasemen sementara. Sejak Rafael Benitez hengkang karena prestasi Liverpool yang menukik pada tiga musim terakhir, klub pengoleksi lima gelar Liga Champions itu terjerumus dalam problem kepemimpinan. Ada problem keuangan akibat menumpuknya utang pemilik—George Gillett dan Tom Hicks—tapi bukan itu masalah ”Si Merah” sesungguhnya. Mereka butuh figur yang punya keterikatan sejarah dan terutama emosi dengan Anfield.

Kedatangan Roy Hodgson dengan segala spekulasinya menimbulkan tanda tanya besar. Hodgson memang pelatih senior, dengan catatan prestasi sebagai manajer membentang dari Denmark, Swedia, Italia, hingga ke tanah Arab. Namun, pria berusia 63 tahun ini tak banyak berpengalaman di Liga Inggris. Musim lalu, Hodgson menyelamatkan klub kecil London, Fulham, dari bencana degradasi, tapi kehadirannya di Anfield sejak awal memang menimbulkan keraguan. Masalah terbesarnya adalah dengan prestasinya yang tak begitu cemerlang, Hodgson bahkan pula tak punya jejak di Anfield. Laiknya klub-klub besar Inggris, seperti Manchester United, Arsenal, Tottenham Hotspur, Nottingham Forest, atau Chelsea, Liverpool memang bukan sekadar bond sepak bola. Klub ini sejak berdiri 15 Maret 1892 dibangun dengan fondasi tradisi yang amat kuat. Keterikatan emosi yang sangat kuat antara fans, klub, para pemain, staf, dan stadion nyaris tidak bisa dijelaskan dengan teori perilaku manusia paling modern sekalipun. Maka, tak sampai hitungan dua pekan Hodgson menjadi nakhoda di Anfield, tekanan besar langsung menerpanya. Para fanatikus Liverpool selalu meneriakkan nama Kenny Dalglish saat The Reds tampil buruk, apalagi saat tumbang, seperti ketika ditekuk Blackpool hari Minggu lalu. Pendukung Si Merah barangkali memang sudah sampai batas kesabaran. Nama Dalglish digaungkan sebagai simbol perlawanan bukan kepada Hodgson, melainkan kepada Gillett dan Hicks yang dianggap tidak sepenuh hati mengurusi Liverpool dan hanya memikirkan kepentingan bisnis saat mengakuisisi klub itu pada Februari 2007. Sekali lagi, duet pebisnis asal Amerika Serikat itu tak punya akar tradisi dan keterikatan emosi dengan Anfield dan Liverpool. Tak seperti Hodgson yang asli Inggris, Kenneth Mathieson Dalglish (59) asli Skotlandia dan besar sebagai pemain di klub Glasgow Celtic. Ia pahlawan Celtic dan tim nasional Skotlandia pada Piala Dunia 1974, tapi nama Dalglish terpahat abadi di Anfield. Semua itu dimulai pada 1977 saat manajer legendaris Bob Paisley merekrutnya dengan biaya 440.000 poundsterling, rekor transfer pemain kala itu.

Kehadiran Dalglish di Anfield menandai periode tersukses Si Merah di kancah domestik dan internasional. Bersama striker kelahiran 4 Maret 1951 itu, Liverpool meraih 3 gelar Eropa (Piala Champion), 7 gelar Liga Inggris, dan 5 piala domestik. Pada tahun 1985, Dalglish merangkap manajer-pemain selepas tragedi Heysel. Dalam enam tahun kepemimpinannya, Liverpool selalu menyelesaikan musim sebagai juara atau runner-up. Pada periode 1985-1991, Liverpool tiga kali menjadi juara Inggris dan dua kali menggondol Piala FA. Setelah vakum cukup lama seusai menangani Blackburn Rovers, Newcastle United, dan Celtic, sejak 2009 Dalglish kembali ke Anfield sebagai direktur akademi. Pada hari-hari yang pahit bagi Liverpool sejak musim ini bergulir, pria yang jarang tersenyum itu selalu duduk di boks eksekutif Centenary Stand. Saat Gerrard dan kawan-kawan melangkah gontai sehabis menelan kegagalan demi kegagalan musim ini, mata Dalglish hanya menerawang, memandang kosong ke arah rumput Anfield. Saat namanya diteriakkan, pandangannya masih hampa. Di sisi lain, Hodgson tampaknya tinggal menghitung hari. Kekalahan melawan Blackpool baru sebatas kartu kuning. Namun, jika Liverpool sampai kalah melawan Everton dalam derbi Merseyside pada 17 Oktober, tampaknya Hodgson harus menerima kenyataan paling pahit dipecat. Dengan tekanan fans yang begitu hebat, Gillett-Hicks sepertinya akan memberi jalan kepada ”King Kenny” menempati kembali singgasananya.

Sumber: Kompas, Kamis, 7 Oktober 2010

Tamu-tamu Spesial di Final Piala Dunia 2010

VIVAnews - Dari Morgan Freeman hingga Kofi Annan, mereka akan menjadi tamu VIP pada partai puncak Piala Dunia 2010 di Stadion Soccer City, Johannesburg, dini hari nanti. FIFA merilis daftar tamu sangat penting (VVIP) yang akan menghadiri pertandingan final, Senin 12 Juli 2010 dinihari WIB. Hingga Sabtu petang waktu setempat, inilah nama-nama yang sudah dikonfirmasi kehadirannya seperti dirilis Goal:

1. Jacques Rogge, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC)

2. Sam Ramsamy, anggota IOC wakil Afrika Selatan

3. Gideon Sam, Presiden Konfederasi Olahraga Afrika Selatan dan panitia Olimpiade

4. Fabio Cannavaro, kapten Italia juara Piala Dunia 2006

5. Marcel Desailly, anggota tim Prancis juara Piala Dunia 1998

6. Lothar Matthäus, kapten Jerman juara Piala Dunia 1990

7. George Weah, legenda Afrika asal Liberia dan Pemain Terbaik Dunia FIFA 1995

8. Roger Milla, memperkuat Kamerun dalam tiga edisi Piala Dunia

9. Lucas Radebe, kapten Bafana Bafana di Piala Dunia 1998 dan 2002

10. Placido Domingo, penyanyi tenor papan atas asal Spanyol

11. Rafael Nadal, petenis nomor satu ATP dan pemenang Grand Slam delapan kali dari Spanyol

12. Shakira, penyanyi lagu resmi Piala Dunia 2010

13. Morgan Freeman, aktor pemenang Oscar

14. Naomi Campbell, model papan atas dunia

Tokoh Pemerintahan:

· Jacob Zuma, Presiden Afrika Selatan

· Kgalema Motlanthe, Wakil Presiden Afrika Selatan

· Seretse Khama Ian Khama, Presiden Botswana

· Blaise Compaore, Presiden Burkina Faso

· Pierre Nkurunziza, Presiden Burundi

· Ahmed Abdallah Sambi, Presiden Perserikatan Komoro

· Ismail Omar Guelleh, Presiden Djibouti

· John Atta Mills, Presiden Ghana

· Malam Bacai Sanha, Presiden Guinea

· Mwai Kibaki, Presiden Kenya

· Pakalitha Mosisili, Presiden Lesotho

· Bingu wa Mutharika, Presiden Malawi

· Armando Guebuza, Presiden Mozambik

· King Mswati III dari Swaziland

· Rupiah Banda, Presiden Zambia

· Robert Mugabe, Presiden Zimbabwe

· Thabo Mbeki, mantan Presiden Afrika Selatan

· Frederik Willem De Klerk, mantan Presiden Afrika Selatan

· Phumzile Mlambo Ngcuka, mantan Wakil Presiden Afrika Selatan

· Desmond Tutu, uskup agung dan peraih Nobel Perdamaian Laureate

· Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa

· Queen Sofia dari Spanyol

· Felipe, Pangeran Asturias dan Putri Letizia

· Willem-Alexander, Pangeran Belanda dan Putri Máxima

· Jan Peter Balkenende, Perdana Menteri Belanda

· Prince Albert II dari Monaco dan Charlene Wittstock

· Hamad bin Khalifa Al-Thani, Pangeran Qatar Sheikh

· Ronald K Noble, Sekretaris Jenderal Interpol

FIFA:

· Joseph S Blatter, Presiden FIFA

· Julio H Grondona, Wakil Presiden Senior FIFA

· Wakil presiden FIFA

· Issa Hayatou, ketua panitia penyelenggara Piala Dunia FIFA

· Jack A. Warner

· Mong Joon Chung

· Angel Maria Villar Llona, presiden Asosiasi Sepakbola Spanyol (RFEF)

· Michel Platini, Presiden UEFA

· Reynald Temarii

· Geoff Thompson

· Franz Beckenbauer, anggota komite eksekutif FIFA, pemenang Piala Dunia 1974 (sebagai pemain) dan pada 1990 (sebagai pelatih)

· Ricardo Terra Teixeira, anggota eksekutif FIFA, Presiden Federasi Sepajbola Brasil (CBF) dan ketua panitia penyelenggara Piala Dunia 2014

· Jérôme Valcke, Sekretaris Jenderal FIFA

· Michael van Praag, Presiden Asosiasi Sepakbola Belanda (KNVB)

· Irvin Khoza, ketua panitia penyelenggara Piala Dunia 2010 Afrika Selatan

· Danny Jordaan, kepala eksekutif panitia penyelenggara Piala Dunia 2010 Afrika Selatan

Fakta Menarik Belanda Vs Spanyol

VIVAnews - Sebelum menyaksikan final Piala Dunia antara Belanda vs Spanyol di Stadion Soccer City, Johannesburg, dini hari nanti, ada beberapa fakta menarik yang patut disimak dari kedua negara finalis. Berikut data dan fakta menarik itu sesuai dilansir Goal:

1. Untuk pertama kalinya setelah 32 tahun, final Piala Dunia mementaskan dua tim yang belum pernah menjadi juara. Uniknya, hal itu terakhir terjadi saat Belanda masuk final 1978 menghadapi tuan rumah Argentina.

2. Keberhasilan Spanyol dan Belanda masuk final, membuat total ada 12 negara yang pernah berlaga di pertandingan final Piala Dunia.

3. Spanyol bisa menjadi negara pertama yang menjadi kampiun Piala Dunia yang kalah di pertandingan perdana.

4. Belanda berpeluang menyamai rekor Brasil di Piala Dunia 1970 dan 2002 yang selalu memetik kemenangan dalam semua pertandingan.

5. Belanda membuat rekor dengan mencetak 14 kemenangan, mulai dari babak kualifikasi, penyisihan grup sampai dengan semifinal. Ini merupakan rekor terbaru dan bisa menjadi 15 kalau mereka berhasil menang di partai final.

6. Untuk pertama kali setelah 28 tahun, tim juara Eropa (Spanyol) melaju ke partai final Piala Dunia. Prestasi terakhir diukir Jerman Barat yang menjuarai Piala Eropa 1972 dan kemudian masuk final dan memuncaki Piala Dunia 1974.

"Vuvuzela" Mulai Dilarang

Raungan trompet tradisional Afrika Selatan (Afsel), vuvuzela, memang memekakkan telinga. Apalagi, orang Afsel dan pendatang sering meniupnya meski tak ada pertandingan. Mereka juga tak peduli berada di mana, yang penting puas meniup vuvuzela. Terkadang, ada yang sengaja ingin bikin orang kaget. Ketika orang sedang berjalan, tiba-tiba ada suara vuvuzela dengan sangat kerasnya. Selama Piala Dunia 2010, orang jadi biasa membawa vuvuzela, seperti senjata yang harus dikalungkan di pundaknya. Bahkan, saat libur pertandingan pun masih saja banyak orang yang membawa vuvuzela ke mana dia pergi. Di supermarket-supermarket juga terlihat beberapa orang membawa vuvuzela, meski sedang berbelanja. Mereka juga sering membunyikannya. Ini jelas sering membuat banyak orang kaget atau terganggu. Rupanya, karena itu, vuvuzela mulai dilarang di beberapa mal. Di Menlyn, Pretoria, awalnya petugas rajin memperingatkan orang yang meniup vuvuzela. Namun, kini sepertinya bosan sendiri. Di Nelson Mandela Square, Sandton, Johannesburg, pihak pengelola punya cara sendiri. Belum lama ini mereka memasang larangan meniup vuvuzela di setiap jalan strategis. Rupanya, beberapa orang yang membaca larangan itu bisa memakluminya. Sebelumnya, orang dengan mudahnya meniup vuvuzela di mal besar itu. Apalagi, mal tersebut menjadi tempat kunjungan para suporter karena besar dan lengkap. Selain itu, Nelson Mandela Square juga memiliki halaman yang bisa dipakai bercengkerama para suporter. Larangan serupa tampaknya bakal menyusul di beberapa mal. Jika tadinya petugas yang menegur, mungkin akan segera muncul tulisan-tulisan yang melarang meniup vuvuzela di tempat-tempat tertentu.

Sumber: Kompas.com

Luka "Sepakbolanologis Frankofon-Anglofon"

Selain kehebatan dan kelihaian tim soccer dunia ini berlaga, semestinya di hati kecil skuad Belanda, Prancis, Inggris, Portugis, Jerman, dan Spanyol juga masih tersisa ”rasa bersalah” terhadap ”luka sejarah” soal perdagangan budak berkulit hitam, sebagai komoditas yang dijual-belikan sampai jauh ke Benua Amerika, untuk menjadi budak belian dan pekerja paksa sampai mati di perkebunan tembakau, kapas, dan perkebunan. Sisa keenam tim dunia itu pasti sudah tahu dan sudah menyiapkan alasan dan jawaban defensif kalau ada yang tanya soal nenek moyangnya yang saudagar budak belian asal Afrika. Memang sejak Benua Afrika ”terbuka” bagi uitlanders atau pendatang luar sekitaran abad ke-15, sejak saat itu orang putih mulai masuk bergerombol, mencari komoditas dan barang-barang aneh, juga persiapan untuk menjadikan koloni negaranya. Tahun 1884-1885 terjadilah Konferensi Berlin khusus antarnegara Eropa. Tanah adat dan lahan Afrika yang sudah diduduki negara luar itu dibagi-bagi rata sesuai dengan ukuran skala peta yang disepakati bersama. Afrika pun menjadi negara dalam peta yang dipotong-potong macam kue tarcis. Inggris dan Perancis mendapat jatah paling banyak, akibatnya kini tersisalah banyak negara Afrika yang Frankofon—berdialek bahasa campuran Perancis lokal, serta negara berbahasa Anglofon yang campuran dialek muatan Inggris dan lokal. Termasuk bahasa Afrikaan yang gado-gado bahasa Belanda dan dialek lokal di Afsel. Luka sejarah itu yang mungkin sudah pulih dan sembuh, kini tataplah baik-baik perjalanannya ”luka lama” Frankofon Anglofon dengan kacamata positif sepak bola. Berbagai literatur sepakat menyebut kini ada sekitar 1.000-an lelaki jago sepak bola di dunia yang bumi ini, berasal dari Afrika atau paling tidak tersisa ”darah” Afrika-nya. Di antara 32 tim yang bagus-bagus di Afsel, hitung saja berapa banyak atlet bola berkulit hitam dan setengah hitam coklat kelabu.

Masih kurang percaya, tanyakan saja kepada PSSI yang kumpulan pakar sepak bola dan calon gagal tuan rumahnya Piala Dunia 2022. Berapa banyak pemain transferan profesional dari Nigeria, Kamerun, Aljazair, Pantai Gading, dan Afrika Selatan yang istilah bekennya pers olahraga itu ”merumput” di Liga Super dan liga laga-laga lainnya. Malah tayangan TV Indonesia soal laga super tim Indonesia, kalau tidak ada pemain hitamnya, pertandingan kurang seru dan kurang menggigit karena atlet asing gelap-gelap itu suka menggigit lawannya terang-terangan. Di tingkat kelas dunia, paling tidak di Afsel nanti akan berlaga nomine juara dunia Brasil, kebetulan berbahasa gado-gado slang Portugis campuran lokal. Tim Brasil itu kebanyakan atletnya berkulit sawo kematangan, hitam berkilap, dan hitam terang-terangan. Mereka ini, apa pun ceritanya, merupakan keturunan leluhurnya yang dibawa Portugis untuk menjadi buruh kebun dan pekerja keras di pinggiran Amazone. Jadi, secara ”sepakbolanologis”, manusia berkulit gelap Brasil itu memang berleluhur Afrika meski tidak jelas asal-usul negara aslinya di Afrika Barat. Badan dengan DNA Afrika yang rambut keriwil mentok dan kulit gelap banget rupanya indikator talenta bersepak bola jagoan.

Bukan di zamannya Didier Droga atau Samuel Eto’o yang ngetop sekarang, tahun 1934 ya 76 tahun lampau, hadir Leonidas da Silva sebagai pelopor pesepak bola hitam pertama Brasil yang main di Piala Dunia Italia 1934. Padahal, sebelumnya Brasil mengirimkan pesepak bolanya, Arthur Friedenreich, yang campuran hitam-Jerman, tahun 1921 sudah tampil di Copa Amerika, tetapi blasteran item-putih ini dilarang main. Tampilnya Leonidas justru mengeraskan niatan pemuda bernama Edson Arantes do Nascimento alias Pele yang masih berumur 17 tahun. Remaja berkulit ”mutiara hitam” itu bersamba ria ngelecein pemain Swedia di final Stockholm 29 Juni 1958. Brasil juara dan Pele menerima gelar ”man of the tournament”, saat itu Brasil juga menyertakan pemain berkulit campuran, misalnya Didi dan Vava, lalu menyusul ”si kaki karet” Garincha bersama Pele dan Vava-Didi membuat Brasil jadi juara dunia kedua kali pada Piala Dunia 1962 di Santiago, Cile. Kehadiran jagoan bola berkulit gelap secara terang-terangan ini membuka mata hati atlet berkulit hitam dan gelap lainnya, khususnya yang asal Afrika. Makanya, sisa-sisa pertandingan jago-jago bola internasional itu makin menarik dan kian memikat karena mengandung catatan sejarah perihal kehidupan manusia di dunia, sebelum adanya sepak bola Piala Dunia yang menyertakan wakil negara yang patut bermain indah, sportif, fair play, dan tidak koruptif. Wah, berat buat Indonesia yang tidak terkait sejarah ”sepakbolanologis”, ya logis. (RUDY BADIL Wartawan Senior)

Sumber: Kompas

Piala Dunia Afsel 2010; Nonton TV Tetangga Bayar Rp 3.000

Berbagai cara terus dilakukan oleh warga perdesaan di Lampung untuk bisa menikmati siaran langsung pertandingan Piala Dunia di Afrika Selatan 2010. Salah satunya dengan menonton di rumah tetangga meski harus membayar Rp 3.000 per orang. Salah seorang warga Desa Kampung Baru, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Tony (35), mengatakan, di Kampung Baru, Rabu (23/6/2010), pihaknya harus pergi ke rumah tetangga dengan jarak yang cukup jauh untuk bisa menonton laga sepak bola bergengsi ini di televisi. Bapak dari satu anak yang gemar bola di desa yang berjarak sekitar 60 km sebelah barat laut Kota Bandar Lampung itu menjelaskan, banyak cara yang ditempuh warga untuk menyaksikan pertandingan Piala Dunia yang segera memasuki pertandingan babak 16 besar. Setelah sebelumnya banyak warga yang mencoba menggeser posisi antena parabola, membeli, dan meninggikan posisi antena UHF, atau pergi ke kota, ada juga warga yang membeli peralatan baru yang cukup mahal. Tony menjelaskan pula, di Desa Maja, Kecamatan Punduh Pedada, misalnya, ada warga yang membeli peralatan antena tambahan seharga lebih dari Rp 2 juta per set agar pesawat televisinya bisa menangkap siaran langsung pertandingan sepak bola pada dua stasiun televisi nasional.

Guna menutup biaya yang dikeluarkan, sementara pesta Piala Dunia hanya berlangsung satu bulan, sejak 11 Juni 2010, pemilik rumah itu memberi tarif sebesar kepada orang, termasuk tetangganya, yang ikut menonton. "Di sini ada warga yang membeli alat, dan tetangga yang nonton dikenai bantuan Rp 3.000 per orang. Agar penonton lebih banyak, TV-nya ditaruh di luar rumah, dan setiap malam yang nonton selalu banyak, walaupun harus membayar," katanya. Namun, ada pula warga Desa Kampung Baru yang juga membeli alat antena TV tambahan dengan cara iuran bersama, dan bagi tetangga yang ikut menonton tetap digratiskan. "Untuk beli alat, ada yang sokongan. Ada yang Rp 50.000, Rp 100.000 per orang, dan seterusnya agar bisa nonton sama-sama," katanya lagi. Hingga menjelang babak 16 besar Piala Dunia Afrika Selatan 2010 itu, banyak warga desa yang masih terus "berburu" sinyal televisi agar bisa menyaksikan rangkaian siaran langsung pertandingan sepak bola dunia empat tahunan itu. Selain di Kabupaten Pesawaran, banyak warga di Kabupaten Tanggamus, dan Lampung Tengah, dan daerah lainnya di Lampung yang pergi ke kota atau daerah-daerah lain yang televisinya bisa menangkap siaran langsung pertandingan sepak bola Piala Dunia tersebut.

Sumber: Kompas

Sony Dwi Kuncoro Raih Gelar Singapura Terbuka

Sony Dwi Kuncoro berhasil merebut gelar tunggal putra Singapura Terbuka. Ini gelar kali pertama Sony di Super Series Negeri Singa itu. Sony mengalahkan pemain Thailand, Boonsak Ponsana 21-16 dan 21-16 di Stadion Indoor Singapura, Minggu 20 Juni 2010. Tunggal kedua Indonesia ini memastikan jadi kampiun dalam waktu 45 menit. Setelah mengalahkan unggulan pertama asal Malaysia, Lee Chong Wei di perempat final dan pemain India, Kashyap Parupalli di semifinal, Sony berhasil mempertahankan permainan terbaik di final. Di set pertama, pemain kelahiran Surabaya ini berhasil mendikte permainan Boonsak dengan selalu unggul dalam perolehan pemain. Sony menyudahi permainan Boonsak 21-16 di set pertama. Boonsak yang diunggulkan di tempat keempat pada turnamen ini, berhasil bangkit dengan sempat unggul 7-5. Namun, Sony kembali bangkit dan berbalik unggul 8-7. Kejar-mengejar angka terus terjadi. Sempat unggul hingga 13-11, Boonsak kembali menyamakan kedudukan menjadi 13-13. Sony kemudian tancap gas dengan unggul jauh 18-14. Dan pemain 25 tahun ini akhirnya menyudahi perlawanan Boonsak juga dengan 21-16 di set kedua. Ini kali pertama Sony meraih gelar juara Singapura Terbuka. Juga yang pertama bagi Indonesia sejak pasangan ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir merebut gelar pada 2008. Pada pertandingan lainnya, tunggal putri India, Saina Nehwal berhasil menjadi yang terbaik. Nehwal yang notabene juara bertahan Indonesia Terbuka, berhasil mengalahkan pemain Taiwan, Tzu Ying Tai. Di kategori ganda putra, pasangan Fang Chieh Min/Lee Sheng Mu berhasil menyelamatkan muka Taiwan dengan merebut satu-satunya gelar pada turnamen. Mereka mengalahkan pasangan Amerika Serikat dan Indonesia, Howard Bach/Tony Gunawan 21-14 dan 21-15 hanya dalam 29 menit. Indonesia berpeluang menambah gelar karena pada pertandingan terakhir ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir akan menghadapi pasangan Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl. (one)

Sumber: vivanews.com

SPESIAL: Sepuluh Pemain 'Tua' Yang Bakal Bersinar Di Piala Dunia 2010

Tak ada rumus baku yang menjamin usia bisa menjadi penghalang untuk berprestasi. Di Piala Dunia edisi kali ini, para 'pemain tua' itu ternyata ingin membuktikan; usia bukanlah penghalang! Berikut ini adalah sepuluh pemain tua versi GOAL.com Indonesia yang masih memiliki kesempatan untuk menyinari sekitarnya. Untuk kategorisasi pemain tua ini dibatasi pada pemain yang berusia 34 tahun atau yang terlahir minimal pada tahun 1976.

· Juan Veron (Argentina)

Gelandang berusia 35 tahun milik Estudiantes La Plata ini telah memberi bukti kalau usia bukanlah halangan untuk bisa bersaing dengan para juniornya. Bukti itu ia perlihatkan setelah dua tahun berturut-turut, 2008 dan 2009, berhasil menyabet predikat sebagai Pemain Terbaik Amerika Selatan. Tahun lalu dia juga memiliki peran besar ketika membawa klubnya meraih mahkota Copa Libertadores. Di Piala Dunia kali ini, pelatih Diego Maradona masih memberikan kepercayaan besar kepadanya. Sementara bagi Veron, kesempatan berlaga di Afrika Selatan ini menjadi medium penting juga untuk menjawab kritik fans Argentina. Saat itu, fans marah karena Argentina yang dijadikan favorit pada Piala Dunia 2002 tersisih dari putaran pertama. Akankah Veron bersinar? Tunggu saja aksinya nanti.

· Giovanni van Bronckhorst (Belanda)

Dalam wawancaranya kepada laman resmi FIFA, Giovanni van Bronckhorst pernah berucap,"Piala Dunia kali ini adalah impian terbesar saya." Ada optimisme yang menggunung di dada pemain bertahan senior tim nasional Belanda ini. Bukan sekedar ambisi, tapi hanya trophy Piala Dunia saja yang hingga kini belum pernah diangkatnya. Padahal di level profesional, hampir semua klub yang pernah dibelanya, Bronckhorst selalu bisa menyabet gelar. Dengan ambisi besar dan ban kapten timnas yang berada di lengan, rasanya pemain kelahiran 5 Februari 1975 ini bisa menjadi panutan sekaligus memperlihatkan kualitas terbaiknya.

· Hans Joerg Butt (Jerman)

Pada 28 Mei lalu, usia Hans Joerg Butt ini baru saja genap 36 tahun. Walau usia terus menggerus, tapi jangan pernah ragukan kemampuannya ketika berada di bawah mistar. Walau di Afrika Selatan nanti, pelatih Jerman Joachim Loew hanya menempatkannya sebagai kiper ketiga, tapi bukan berarti ia akan kehilangan pamornya. Sepanjang musim kemarin, penampilannya tidak terlalu buruk bersama Bayern Munich. Berdasarkan grafik penilaian yang diberikan Castrol Index, grafiknya terbilang terbilang cukup stabil. Bahkan pada Oktober tahun lalu tercatat sebagai fase terbaiknya selama tampil di berbagai kompetisi.

· Denis Caniza (Paraguay)

Bek Paraguay ini bernama Denis Caniza. Ia menjadi salah satu pemain uzur yang kini tampil di Afrika Selatan. Pemain yang sudah 98 kali tampil di level internasional ini merupakan pemain kelahiran 29 Agustus 1974. Di lini belakang timnya, ia memang akan bersaing dengan beberapa pemain yang lebih muda seperti Dario Veron, Paulo Da Silva maupun Antolin Alcaraz. Tapi, pelatih Gerardo Martino tampaknya masih memiliki kepercayaan besar kepada pemain ini.

· Fabio Cannavaro (Italia)

Siapa yang tak kenal ketangguhnya dalam mengawal lini pertahanan? Meski penampilannya sempat naik-turun di sepanjang musim 2009/2010 bersama Juventus, namun nama Fabio Cannavaro ini masih tetap menjadi salah satu pilihan yang tak ingin diabaikan oleh pelatih tim nasional Italia Marcello Lippi. Di Afrika Selatan nanti, Cannavaro telah berusia lebih dari 36 tahun. Ban kapten juga masih akan melingkar di lengannya. Kehadirannya di Piala Dunia edisi kali ini diyakini tak hanya bisa memberi kesempatannya memperlihatkan kemampuan terbaiknya sebagai seorang pemain. Tapi ketenangan dan kedewasaan pemain ini diharapkan juga bisa menjadi inspirator bagi rekan-rekannya dalam menjawab segala kritikan publik di negaranya.

· Guillermo Franco (Meksiko)

Guillermo Franco merupakan salah satu pemain paling senior yang ada di tubuh tim nasional Meksiko. Penyerang kelahiran 3 November 1976 ini adalah veteran dari Piala Dunia edisi sebelumnya di Jerman. Umur bukanlah kendala bagi pemain milik West Ham United ini untuk bersaing dengan rekan-rekan setimnya. Bekal dari kompetisi Liga Primer Inggris yang ketat akan menjadi jaminan baginya untuk tetap bisa bersaing di level tertinggi di Piala Dunia kali ini.

· Gilberto Melo (Brasil)

Hingga kini Gilberto Melo masih menjadi pilihan bagi pelatih tim nasional Brasil Dunga dalam mengawal lini pertahanan Selecao. Usianya kini telah bergerak melewati 34 tahun. Tapi urusan stamina, jangan pernah ragukan kemampuannya dalam menutup setiap pergerakan para penyerang lawan. Hingga kini, bek yang memiliki tinggi badan 180 cm ini sudah 33 kali tampil dan diharapkan bisa tampil lebih baik lagi di Afrika Selatan kelak.

· Gilberto Silva (Brasil)

Gilberto Silva adalah pemain lainnya dari skuad Brasil di Piala Dunia kali ini yang akan segera genap berusia 34 tahun. Pemain yang mempunyai spesialisasi sebagai gelandang bertahan ini sekarang merumput bersama klub elite di Yunani, Panathinaikos. Di sepanjang laga kualifikasi Piala Dunia kemarin, pelatih Dunga memberikan kepercayaan kepada pemain ini untuk tampil secara reguler. Penampilannya yang solid juga sudah diperlihatkannya ketika mengantarkan Selecao meraih banyak gelar. Termasuk yang terakhir ketika tampil di pentas Piala Konfederasi di Afrika Selatan tahun lalu.

· Mark Schwarzer (Australia)

Sepanjang musim kompetisi 2009/10, Mark Schwarzer tercatat sebagai tumpuan utama Fulham di bawah mistar dalam melakonipersaingan di kompetisi Liga Primer Inggris. Kiper tim nasional Australia ini memberi bukti kuat, umur bukan alasan untuk menjadi kendur dalam penampilan. Pemain kelahiran 6 Oktober 1972 ini tercatat juga sebagai salah satu pemain tertua yang tampil di Afrika Selatan. Tapi untuk urusan menjadi palang pintu terakhir, jangan pernah ragukan kemampuannya. Meski data pemeringkatan pemain yang diberikan Castrol Index terlihat grafik Schwarzer terus melorot hingga di akhir musim, namun rasanya cerita bakal berbeda ketika tampil di Piala Dunia. Bekal pengalaman 70 kali tampil, rasanya cukup untuk melihat kemampuan pemain ini untuk tetap bersinar di usia yang tak lagi muda.

· Martin Palermo (Argentina)

Martin Palermo adalah striker tua yang masih energik dimiliki Argentina. Pemain yang 7 November mendatang genap berusia 37 tahun ini merupakan salah satu pemain pilar buat klub Boca Juniors. Sejauh ini, produktifitasnya dalam mencetal gol seperti tak pernah tumpul. Dari seluruh kompetisi yang telah dilakoninya, pemain ini tercatat sudah mengoleksi 218 gol. Ia tampaknya akan tetap menjadi ancaman yang bakal membahayakan bagi lini pertahanan lawan. Pemain yang memiliki tinggi badan 188 cm ini juga sangat berbahaya jika duel di udara.

Anda mempunyai pilihan lain terhadap pemain-pemain tua yang akan tampil di Piala Dunia 2010? Atau menurut Anda siapa di antara daftar pemain ini yang bakal paling bersinar pamornya?

Sumber: Yahooindonesia

Nama Julukan: Dari Binatang, Warna, Sampai Petarung

PIALA Dunia 2010 akhirnya resmi dibuka di Soccer City Stadium Johannesburg, malam ini. Saat tulisan ini dibuat saya tengah menyaksikan--bukan langsung lho--dari siaran televisi bagaimana warna-warni baju para pengisi acara dan penonton yang memadati stadion tempat upacara pembukaan yang kabarnya disiarkan langsung ke 215 negara di seluruh dunia. Warna-warni ternyata juga berlaku bagi 32 tim peserta Piala Dunia. Tim-tim dari Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Utara, Asia, Eropa, serta Oceania, masing-masing punya nama julukan. Tak ada yang tahu pasti kapan nama alias ini mulai dilekatkan. Pierre Lanfranchi, profesor dari De Montfort University Inggris yang juga pakar sejarah sepak bola mengatakan nama julukan kerap digunakan tim dan pemain asal Afrika. Kebiasaan ini berkembang dan ditiru negara lain di seluruh dunia. Nama-nama yang dipilih unik dan melambangkan banyak hal. Mulai dari binatang, pejuang, warna, dan hal lain. Pokoknya unik dan menarik. Apapun alasan di balik pemilihan julukan ini, atau apapun efeknya bagi pemain dan pendukung, yang jelas Piala Dunia 2010 kian penuh warna. Bagaimana dengan julukan tim favorit Anda?

· Afrika Selatan : Bafana Bafana (The Boys) -- Banyana Banyana (The Girls) untuk tim putri

· Aljazair : Les Fennecs (The Desert Foxes), Les Verts (The Greens), Les Guerriers du Desert (The Deset Warriors)

· Amerika Serikat: Sons of Sam, The Yanks, MNT (Men's National Team)

· Argentina : La Albiceleste (White and Sky blue)

· Australia : The Socceroos

· Belanda : Oranje, The Flying Dutchmen, Clockwork Orange, Het Nederlands Elftal (The Dutch Eleven)

· Brasil : Canarinho (Little Canary), A Selecao (The Selection), Verde-Amarela (Green and Yellow), The Samba Kings, Scratch du oro (Golden Squad)

· Cile : La Roja (The Red One), El Equipo de Todos (Everybody's Team)

· Denmark : Danish Dynamite, Olsen-Banden (The Olsen Gang), Olsens Elleve (Olsen's Eleven) mengacu pada nama pelatih Morten Olsen

· Ghana : The Black Stars

· Honduras : Los Catrachos, La Bicolor (diambil dari warna bendera Honduras)

· Inggris : The Three Lions

· Italia : Gli Azzurri (The Blues), La Nazionale (The National)

· Jepang : The Samurai Blue, Nippon Daihyo

· Jerman : Die Mannschaft (The Team), Die DFB-Elf (The DFB-Eleven)

· Kamerun : Les Lions Indomptables (The Indomitable Lions)

· Korea Selatan : Taeguk Warriors -- konsep ying dan yang dan ajaran Tao, meski kadang pendukung kerap menyebut tim dengan Tigers of Asia dan Red Devils

· Korea Utara -- Choillima (kuda terbang dalam mitos Asia)

· Meksiko : El Tri (The Three-colored), El Gigante De CONCACAF (The Giant of CONCACAF)

· Nigeria : Super Eagles

· Pantai Gading : Les Éléphants (The Elephants)

· Paraguay : Guaraníes (suku Indian asli Paraguay), La Albirroja (White and Red)

· Portugal : Seleccao das Quinas (Selection of the Shields), Os Navegadores (The Navigators)

· Prancis : Les Bleus (The Blues), L'Équipe Tricolore (The Tri-color Team)

· Selandia Baru : All Whites, The Kiwis

· Serbia : Beli Orlovi (White Eagles)

· Slovakia : Bojovni Jondovci (The Fighting Jondas), Repre

· Slovenia : Zmajceki (Dragons)

· Spanyol : La Furia (The Fury), La Furia Española (The Spanish Fury), La Furia Roja (The Red Fury)

· Swiss : Schweizer Nati (The Switzlerland National)

· Uruguay : Charrúas (suku Indian asli Uruguay, La Celeste Olímpica (The Olympic Sky Blue), La Celeste (The Sky Blue)

· Yunani : To Piratiko (The Pirate Ship), Ethniki (The Team)

Sumber: Yahooindonesia

Tim Sepak Bola Jerman Pakai Teknologi Telepresence

Untuk melakukan koordinasi jarak jauh, tim sepak bola Jerman memanfaatkan teknologi Cisco TelePresence. Dengan teknologi ini, para petinggi di Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) yang ada di Jerman bisa melakukan rapat tatap muka setiap saat dengan timnya yang ada di Afrika Selatan selama Piala Dunia 2010. Dua perusahaan tekonologi tersebut menyediakan Cisco TelePresence di markas tim sepak bola nasional Jerman di Afrika Selatan. Dengan teknologi tersebut, mereka terhubung ke TelePresence di Jerman. Ruang konferensi Cisco TelePresence di Afrika Selatan berada tepat di sebelah markas tim Jerman yang terletak di Velmore Grand Hotel, dekat dengan Pretoria. Di Jerman, TelePresence tersedia di berbagai lokasi, seperti di markas DFB di Frankfruit, serta di Berlin, Hamburg, Munich, Stuttgart, Dusseldorf, dan Bonn. Layanan kolaborasi video antara Afrika Selatan dan Jerman ini dilakukan oleh Deutsche Telekom dan Cisco. Untuk mengirimkan data video dan audio kualitas tinggi, mereka menggunakan jaringan kabel serat optik di bawah laut yang terbentang sepanjang 8.000 kilometer. Sebelumnya, Deutsche Telekom dan Cisco telah menyediakan sistem dan layanan TelePresence untuk DFB selama tiga tahun. Selain untuk komunikasi internal federasi, DFB juga menggunakan sistem pertemuan virtual komunikasi dua arah dengan para mitra yang turut bekerja sama.

Sumber: Kompas